Cara Kerja dan Fungsi Thermostat

Mesin mobil terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dengan tingkat kompleksitas tinggi. Komponen itu bekerja dalam waktu yang relatif singkat dan presisi. Tingginya tingkat putaran pada mesin menyebabkan peningkatan temperatur pada bagian mesin. Karena itu, diperlukan komponen pendingin yang berperanan untuk dapat menjaga temperatur mesin agar tetap Normal, diantaranya dengan menggunakan thermostat pada kendaraan Mobil

Sistem pendinginan mesin mobil terbagi dalam beberapa komponen yang kompleks. Salah satunya elemen bernama thermostat, yang memiliki fungsi untuk menjaga temperatur mesin kendaraan saat berkendara

Thermostat sendiri sebagai elemen yang berperan mengontrol sirkulasi cairan pendingin mesin yang terdapat di radiator kendaraan.

Penyebab Kendaraan overheat

penyebab mobil overheat yang sering dirasakan oleh pengendara di jalan, akar permasalahannya bisa saja berawal dari thermostat. Oleh karenanya, peranan komponen ini jangan dipandang sepele.

Deni Adrian, Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong, menjelaskan, langkah kerja thermostat akan mengikut performa komponen mekanisme pendingin yang lain.

“Temperatur kerja mesin mobil umumnya ada seputar 87-95 derajat Celcius. Temperatur kerja ini yang perlu dijaga sepanjang mesin mobil dihidupkan,” tutur Deni

Baca Juga: Mobil Penggerak Roda depan dan Belakang – Kelebihan dan Kekurangan

“Bila temperatur terlampau dingin, pembakaran tidak dapat sempurna. Sebaliknya, bila temperatur sangat tinggi, mesin dapat cepat rusak atau akan mudah mengalami overheat,” katanya.

Menurut Deni, thermostat yang letaknya berada di mulut saluran air di kepala silinder, bekerja untuk menjaga temperatur mesin agar tetap dingin dan tetap pada kondisi normal.

“Saat mesin dingin, thermostat akan menutup saluran ke radiator hingga cairan pendingin akan mengalir kembali pada blok mesin lewat saluran bypass,” sebut Deni,

“Bila mesin telah mencapai temperatur / suhu kerja, thermostat akan terbuka dan air mengalir ke radiator untuk didinginkan,” katanya.

Salah satunya permasalahannya, banyak teknisi yang melepaskan thermostat supaya mesin lebih dingin atau untuk menangani overheat.

Walau dapat membuat temperatur mesin menjadi lebih dingin, melepaskan thermostat akan membuat dampak buruk bagi kendaraan kedepan nya. Deni menjelaskan, ini malah membuat pembakaran tidak sempurna, akhirnya perform tidak dapat maksimal.

“Membiarkan mesin hidup tanpa memakai thermostat berpengaruh buruk pada mesin, baik di dalam jangka pendek atau panjang,” kata Deni.

Jika thermostat mobil dilepaskan, cairan pendingin akan mengalir ke mesin dari awal dinyalakan, hingga mesin akan capai temperatur maksimal dalam jangka waktu lama.

Sehingga saat keadaan mesin yang dingin, pembakaran makin lebih boros dibandingkan saat mesin dalam temperatur normal.

Tanpa thermostat, akan mengakibatkan temperatur normal sulit untuk di dapatkan,  Hal itu mengakibatkan jumlah bahan bakar yang masuk di dalam silinder mesin tidak seimbang, sehingga terjadi dampak getaran yang semakin kuat pada mesin.

Sedangkan efek dalam jangka panjang, mesin tidak awet. Tanpa thermostat, putaran air pendingin terlalu lancar, hingga air yang masih belum mengalami proses pendinginan di radiator telah kembali masuk ke arah bagian mesin.

Air yang masih belum capai temperatur maksimal langsung juga dialirkan ke radiator. Keadaan ini membuat mesin tidak mengalami proses pendinginan yang maksimal dan beresiko membuat mesin lebih gampang overheat.

Thermostat tidak mempunyai perawatan khusus. Dalam sistem pendinginan, penting untuk pemilik selalu untuk memonitor tingkat air radiator. Selalu pakai cairan khusus radiator seperti coolant, supaya tidak ada tumpukan kerak pada thermostat.

“Jadi thermostat harus selalu dipasang dan dipastikan bekerja dengan sempurna. Jika thermostat rusak, segera melakukan pergantian dengan yang baru,” tutur Deni.

Exit mobile version